Minggu, 31 Juli 2016

Percayalah!

Percayalah kawan, di dalam jiwa setiap insan pasti memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan insan lainnya. Teruslah fokus akan hal tersebut, jangan justeru terus mempermasalahkan kekurangan yang kita miliki apalagi mengeluh akan hal tersebut. Setiap insan manusia itu unik, mereka memiliki pengalaman yang berbeda satu sama lainnya, tidak akan mungkin mereka memiliki pengalaman yang sama persis sekalipun mereka saudara kembar.  
Mungkin terkadang terbesit dalam hati kita iri terhadap apa yang dimiliki orang lain, hingga kita lupa untuk bersyukur dengan apa yang telah kita miliki saat ini. Boleh saja iri, tapi iri dalam hal kebaikan. “Maka berlomba-lombalah kalian kepada amalan-amalan kebaikan” (QS. Al-Baqarah: 148). Iri yang baik adalah ketika iri tersebut memunculkan rasa semangat kita untuk menebarkan kebaikan bukan justeru menanamkan kebencian, apalagi dengki.
Depok, 31 Juli 2016

11.11 PM

Minggu, 24 Juli 2016

Coretan Malam

            Setiap manusia akan mengalami fase yang berbeda sesuai dengan tingkatan usianya. Mulai dari balita, anak-anak, remaja dan dewasa. Setiap tingkatannyapun tentu akan mengalami pengalaman yang berbeda. Sebagaimana pohon, semakin tinggi pohon, maka semakin besar angin yang menerpanya. Begitu pula dengan manusia, semakin kita bertambah usia, maka permasalahan yang akan dihadapi akan semakin besar. Permasalahan yang datang bukan untuk membuat kita lelah, percayalah, permasalahan itu akan membawa kita menjadi lebih dewasa, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Seseorang tidak pantas rasanya bertindak seperti anak-anak ketika sudah memasuki usia remaja, begitu seterusnya hingga ketahapan yang lebih tinggi.
            Orang yang kuat bukan selalu orang yang dapat mengangkat beban puluhan bahkan ratusan kilogram, tetapi orang yang kuat adalah orang yang memiliki hati yang sabar, ikhlas, dan percaya bahwa setiap kejadian, baik yang menyedihkan maupun yang menyenangkan, merupakan jalan hidup yang telah dirancang oleh Sang Maha Pencipta. Serta orang yang hebat adalah orang yang senantiasa bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kewajiban dan menjalankan amanahnya dan dengan sadar bahwa suatu saat nanti, segala perbuatannya akan dipertanggungjawabkan.
            Semoga kita semua, senantiasa terus berusaha menjadi orang yang kuat dan hebat sesuai dengan definisi diatas, dan dapat mengatasi segala permasalahan dengan bijak.


#MingguNgeblog

Minggu, 17 Juli 2016

Apa yang Harus Dipersiapkan Mahasiswa Baru?

Berhubung sebentar lagi akan ada penyambutan mahasiswa baru, akhirnya terpikirkan untuk menuliskan beberapa tips khusus kamu yang akan menjalani masa-masa awal perkuliahan. Mahasiswa baru? Apa aja sih yang harus dipersiapkan? Here we go!

1. Tempat Kos-kosan
            Bagi kamu yang berdomisili cukup jauh atau bahkan sangat jauh dari lingkungan kampus, kos-kosan merupakan hal pertama yang seharusnya sudah kamu pikirkan. Disarankan untuk survey tempat dari jauh-jauh hari, karena kalau kamu tidak mencari dari jauh-jauh hari, dipastikan akan banyak tulisan “kamar penuh” terpampang di depan gerbang kos-kosan yang kamu tuju. Carilah info tempat kos-kosan dari berbagai sumber, bisa dari teman, saudara, atau kakak senior yang berkuliah disana. Carilah kos-kosan yang aman, bersih, fasilitas yang lengkap, kondusif, dan pastikan juga disesuaikan dengan kantong ya. Harga kos-kosan di daerah Jakarta berkisar antara Rp 500.000 – Rp 2.000.000 per bulan, bahkan bisa lebih dari batas tersebut. Semakin mahal, maka semakin lengkap pula fasilitas yang disediakan. Opsi lain selain kos-kosan, kamu juga bisa tinggal di asrama jika kampus kamu memilikinya, biasanya, biaya di asrama akan lebih murah dibandingkan di kos-kosan dan dikhususkan untuk mahasiswa yang berasal di luar daerah dimana kampus tersebut berada. Opsi terakhir, kamu dan teman-temanmu bisa cari kontrakan, sehingga kamu bisa tinggal bareng, dan biaya yang ditanggung akan di bagi-bagi bersama teman-temanmu. Beruntunglah bagi kamu yang rumahnya dekat dengan kampus, karena kamu tidak perlu memikirkan hal ini.
2. Kenali Lingkungan Kampus
            Jika kamu belum pernah sama sekali ke kampus barumu, kamu pasti akan bingung tempat atau gedung-gedung yang ada disana. Sebagai pemula, eksplorlah semaksial mungkin lingkungan kampusmu. Tidak apa menyasar, toh kamu kan mahasiswa baru. Jangan malu bertanya ya! Pun jika kamu malu untuk bertanya, kamu bisa manfaatkan “mbah google” untuk membantumu! Perhatikanlah dimana letak-letak fakultas yang ada dikampusmu, jangan sampai kamu nanti salah masuk fakultas ya. Hehe Selain mengetahui letak fakultas, kamu juga harus mengetahui tempat-tempat lain, seperti perpustakaan, kantin, masjid, dan sebagainya.
3. Masuk Grup Media Sosial
            Setelah kamu dinyatakan diterima di suatu kampus, maka biasanya kakak seniormu telah menyediakan grup bagi mahasiswa baru loh. Supaya kamu tidak tertinggal info-info penting, maka kamu wajib bergabung di grup yang telah dibuat, baik itu melalu Line ataupun whatsapp. Selain mendapatkan info-info penting, kamu juga mulai dapat mengetahui siapa teman-teman satu fakultasmu. Seru banget, kan? Pantau terus grup tersebut ya, supaya tidak ada informasi yang ke-skip.

To be continue . . .


This is the second time #MingguNgeblog with Husni Radiyan. Actually, I don’t have any idea to write, just because I don’t want to get punishment from him. So, lets surf to his blog. Enjoy! 

Senin, 11 Juli 2016

#YukMentoring

            Apa itu mentoring? Kegiatan apa saja yang dilakukan ketika mentoring? Baiklah, dalam tulisan ini, saya mencoba untuk membahas apa itu mentoring. Sebagian dari kita mungkin sudah pernah mendengar atau bahkan tidak asing lagi dengan mentoring. Menurut saya pribadi, mentoring adalah suatu kegiatan berkumpul dan di dalamnya terdapat seorang mentor yang memberikan materi bermanfaat kepada kita sebagai pendengar. Mentoring atau bisa disebut sebagai liqo berfungsi untuk meningkatkan iman kita. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa adakalanya iman seseorang naik dan turun, maka dengan mentoring, kita dapat meningkatkan kembali iman kita dengan diberikan materi bahasan yang tentunya bermanfaat bagi kita. Biasanya kegiatan mentoring ini diikuti oleh sekitar 5-10 orang yang didalamnya terdapat mentor. Sang mentor inilah yang memberikan materi kepada para mentee. Mentee adalah sebutan bagi yang sedang diberikan materi oleh mentor. Kegiatan mentoring ini biasanya dilakukan setiap seminggu sekali. Materi yang dibawakan setiap pertemuan tentunya selalu berbeda, materi yang dibawakan yaitu mengenai ilmu-ilmu agama Islam dan berbagai fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mendengarkan sang mentor membawakan materi, kita dapat berdiskusi setelahnya, tanya-jawab, atau sekadar sharing.
            Saya sendiri mengikuti mentoring sejak kelas X di salah satu SMA di Kota Bekasi. Mentornya adalah kakak alumni SMA tersebut. Kesan pertama kali ketika mengikuti mentoring adalah saya sangat senang. Kakak mentornya sangat baik sekali, pun tidak jarang membawakan makanan kepada kami. Hingga sekarang, Alhamdulillah saya masih diberikan kesempatan untuk tetap mengikuti mentoring. Banyak sekali manfaat yang saya rasakan dengan ikut bergabung dalam lingkaran mentoring ini, terutama karena saya adalah lulusan SD, SMP, dan SMA negeri yang mana pelajaran agamanya sangat minim, sehingga dengan mengikuti mentoring sedikit banyak saya mengetahui ajaran agama Islam dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika ada pertanyaan seputar Islam dalam kehidupan, maka saya memiliki tempat berdiskusi dan bertanya kepada lingkaran mentoring ini.

            Bagi kamu yang telah mengikuti mentoring, yuk dilanjutkan! Atau bagi kamu yang belum pernah merasakan nikmatnya mentoring, yuk bergabung! Gimana caranya? Kamu bisa langsung menghubungi teman di Lembaga Dakwah kampusmu atau rohis di sekolahmu, Insya Allah mereka akan membantu kamu untuk ikut bergabung dalam lingkaran mentoring ini. Sekian. Terimakasih. 

Minggu, 10 Juli 2016

EPILOG : #LiburanProduktif

            Sebelum baca tulisan ini, pastikan kamu sudah membaca #LiburanProduktif part I sampai part III ya. Hehe. Ada 12 aktivitas yang sudah aku coba dituliskan disana, kira-kira aktivitas apalagi ya? Silahkan berikan tanggapan di komentar ataupun hubungi aku di media sosial yang aku punya.
Ganti gaya bahasa ya,
            Anyway, liburan gue juga sebenernya masih belum produktif. Kerjaan gue kebanyakan ya tidur, makan, terus tidur lagi. HEHE. Makanya, gue mencoba untuk menuliskan hal ini, supaya bisa menjadi pengingat bagi diri gue sendiri untuk lebih memanfaatkan waktu liburan yang ada. Awalnya gue ragu untuk ngeshare tulisan ini di blog gue, karena gue merasa masih belum pantes aja, hehe tapi, setelah gue pikir-pikir lagi, ga ada salahnya juga kalau gue nulis ini dan gue juga pengen ngajak kamu khususnya yang udah baca blog ini untuk bareng-bareng memanfaatkan liburan ini sebaik-baiknya.
Bisnis? Gue juga belum punya bisnis apapun. Masih mencari dan memantapkan ide. Lomba? Masih on progress. Magang? Liburan ini masih belum sempet apply kemana-mana. Jadi, gue pun baru ingin memulainya, kepikiran nulis 12 aktivitas itu aja secara mendadak, bukan targetan liburan pribadi gue seluruhnya HEHE, tapi Insya Allah akan dicicil sedikit demi sedikit.

Ohya, ada kabar bahagia nih untuk para pembaca setia blog gue, wkwk Insya Allah setiap hari Minggu, bakal jadi jadwal rutin gue untuk ngeshare tulisan di blog ini. Sebenernya, ini salah satu tantangan yang dibuat gue dan Husni untuk ngeblog bareng hehe. Yuk, baca juga blognya Husni. Sekian. Terimakasih. #MingguNgeblog

#LiburanProduktif (Part III)

Yuk, kita lanjut lagi!

7. Berbagi Kepada Sesama
            Cobalah lebih teliti memperhatikan lingkungan dan keadaan disekitar kita, cobalah peduli terhadapnya. Masih banyak orang-orang disekitar kita yang belum bisa merasakan kenikmatan-kenikmatan yang kita rasakan, masih banyak di luar sana yang tidak makan seharian, bukan karena mereka berpuasa, tetapi karena memang tidak ada makanan yang bisa mereka makan. Hal-hal yang sederhana bisa jadi sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan. Kegiatan berbagi yang bisa kamu lakukan adalah seperti, menyantuni anak yatim di yayasan panti asuhan, memberikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan—biasanya mereka tinggal beralaskan aspal dan beratapkan langit –, memberikan makanan kepada orang yang sedang berpuasa (misalnya pada bulan Ramadhan), memberikan hadiah kepada teman atupun saudara, dan masih banyak bentuk lainnya yang bisa dilakukan. Bersedekahlah kawan, dalam keadaan lapang maupun sempit. Semakin banyak kamu bersedekah, Allah berjanji akan menambahkannya. Pun ketika kamu tidak memiliki apa-apa, cukup dengan tersenyum dengan ikhlas kepada sesama saudara sudah merupakan shodaqoh/sedekah. #YukSenyum. “Tidak ada orang yang jatuh miskin hanya karena memberi.” –Anne Frank     
8. Magang
            Masa liburan yang cukup lama, bisa kamu manfaatkan untuk magang, baik di dalam maupun di luar negeri. Cobalah mulai cari info-info terkait magang dan cari tahu bagaimana caranya, tanyalah kepada senior ataupun teman yang pernah merasakannya. Jangan sungkan untuk bertanya, kawan. Pengalaman kamu akan bertambah ketika kamu mencoba untuk magang, apalagi kalau magang yang sejalan dengan jurusan yang sedang kamu jalani. Selain mendapatkan ilmu dan pengetahuan, kamu juga bisa mendapatkan gaji, lumayan ya uangnya bisa digunakan untuk ditabung atau digunakan untuk hal bermanfaat lainnya. Selamat mencoba, kawan!
9. Berbisnis
Bagi kamu yang belum pernah berbisnis, tidak ada salahnya untuk mencoba berbisnis ketika liburan. Mulai saja dari hal-hal kecil, seperti menjadi re-seller toko online (tidak membutuhkn modal), atau mencoba berbisnis dari hasil karyamu sendiri (misalnya: lukisan, gambar wajah/karikatur, dsb). Ketika orang lain berlibur dengan menghabiskan uang, maka kamu berlibur dengan menghasilkan uang. Hebat, bukan? Atau bagi kamu yang memang sudah memiliki bisnis, silahkan kembangkan bisnismu menjadi lebih hebat lagi, misalnya, promosikan bisnismu lebih gencar di media sosial, membuat bisnis start-up, atau buka cabang baru bagi bisnis kamu, atau minimal kamu membuat plan jangka panjang bagi bisnis yang sedang kamu jalani.
10. Kepanitiaan
            Ketika kamu duduk dibangku sekolah ataupun kuliah, setiap tahunnya pasti ada penerimaan siswa atau mahasiswa baru, bukan? Bergabunglah menjadi panitia untuk menyambut kehadiran mereka. Ini merupakan salah satu bukti konkret kamu untuk turut berkontribusi dilingkungan sekolah atau kampus. Biasanya, kepanitiaan untuk orientasi mahasiswa baru, dipersiapkan ketika liburan semester genap, sehingga liburan kamu salah satunya bisa diisi dengan kegiatan bermanfaat seperti ini. Tidak hanya kepanitiaan orientasi kampus saja, kamu juga bisa mengikuti kepanitiaan lainnya, jika memang ada. Selain mengisi liburan kamu, kepanitiaan juga bisa meningkatkan kapasitas kamu juga, baik dari segi leadership maupun manajemen kepanitiaannya.
11. Jalan- jalan / WIsata Alam
            Otak kita juga butuh penyegaran, kawan! Pergilah ke tempat-tempat wisata, mencari tempat wisata yang dapat merefresh pikiran kamu, terlebih kalau kamu pergi bersama orang-orang yang kamu sayangi, pasti akan menjadi lebih menyenangkan. Ketika kamu pergi ke alam secara langsung, maka kamu akan melihat dan menyadari ciptaan Allah swt yang sangat luar biasa, sehingga senantiasa untuk lebih bersyukur atas kuasa-Nya. Ketika kamu pergi ke tempat-tempat modern, maka kamu pun akan menyadari perkembangan teknologi yang berkembang dengan pesat, sehingga dapat menimbulkan semangat untuk menciptakan karya-karya sesuai dengan perkembangan zaman. 
12. Menghafal dan Mengkaji Alquran
            Aktivitas yang terakhir ini adalah spesial teruntuk kamu yang beragama Islam. Banyak waktu luang yang kita sia-siakan, alangkah baiknya, kita manfaatkan dengan membaca Alquran, menambah hafalan Quran kita, mengulang kembali hafalan kita, serta mengkaji isi kandungan ayat Alquran. Jangan mau kalah dengan adik-adik kecil yang telah hafal Alquran, sedangkan kita, yang sudah dewasa, hanya usianya saja yang bertambah, hafalannya tidak. Sulit memang, apalagi kalau kita berada di lingkungan yang tidak kondusif. Oleh karena itu, niatkan dari hati secara tulus dan ikhlas, carilah lingkungan yang kondusif, dan bergabunglah dengan orang-orang sholeh dan sholeha yang senantiasa istiqomah bersama Al-quran, setidaknya mereka akan selalu mengingatkan kita ketika kita futur. Pesan terakhir, jangan lupakan sholat wajibnya ya, kalau bisa ditambah dengan sholat sunnah lainnya. Insya Allah liburan kamu akan semakin produktif! Yuk, semangat!

            Dengan aktivitas yang ke-12 ini, maka berakhir sudah bahasan kita tentang aktivitas apa saja yang bisa kita lakukan selama liburan. Dimanapun kamu berada sekarang, yuk manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Liburan itu laksana memiliki dua mata pisau, bisa jadi bermanfaat atau bisa jadi sia-sia. It’s your choice, right? Semoga tulisan ini bermanfaat! Terimakasih.

Sabtu, 09 Juli 2016

#Liburan Produktif (Part II)

Kita lanjut ya, kawan!

4. Mencoba Hal-hal Baru
            Manfaatkan waktu mudamu dengan sebaik-baiknya, kawan! Yuk, mumpung kita masih diberikan usia oleh Allah swt, cobalah hal-hal baru disekitar kita, tentu yang bermanfaat ya. Apalagi saat ini teknologi berkembang dengan cepat, jangan sampai kita ketinggalan zaman dan gagap teknologi alias gaptek. Cobalah dari hal-hal sederhana, belajar desain misalnya, atau memulai bisnis startup yang sedang berkembang saat ini. Berkumpulah dengan orang-orang yang memang sudah memulai untuk mempelajari dan mendalami hal tersebut lebih dahulu, bisa dengan mengikuti komunitas ataupun belajar secara online, seraplah ilmu dari mereka yang sudah berpengalaman, lalu cobalah lakukan action dengan gayamu sendiri. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman baru, kamu pun dapat mengembangkan kreativitas yang kamu miliki. “Creativity is intelligence having fun” –Albert Einstein.
5. Mengikuti Lomba
            “The starting point of all achievement is desire.” –Napoleon Hill. Moment liburan ini, ada begitu banyak lomba yang diselenggarakan oleh berbagai macam pihak. Lomba apapun itu, mulai dari lomba penulisan (esai, karya tulis, cerpen, dongeng anak, puisi, dsb), photography, short movie, lomba cepat tepat (LCT), kaligrafi, dan masih banyak jenis lomba lainnya yang bisa kita ikuti. Jangan pernah takut kalah, kawan. Dalam suatu kompetisi, menang kalah sudah biasa, kan yang terpenting adalah pengalamannya. Cobalah terlebih dahulu, apabila kamu menang, itu adalah bonus, lumayan juga kan hadiahnya, biasanya akan mendapatkan uang tunai, sertifikat, dan piala, atau bahkan terkadang ada bonus tambahan untuk jalan-jalan. Memang berat untuk memulai mengikuti lomba, niatkan dengan ikhlas, nikmatilah setiap prosesnya, insya Allah berkah. Selain mengikuti lomba, kamu juga bisa nih memulai untuk membuat paper untuk konferensi dalam ataupun luar negeri, info konferensi tersebar luas di google, tinggal kamunya aja, mau atau tidak untuk memulainya. Ada lagi nih satu lagi, yang setiap tahun diadakan oleh Dikti, yaitu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yaitu penulisan karya tulis ilmiah dengan berbagai macam jenisnya. Kamu bisa mulai bentuk tim dari sekarang, kumpulkan idenya, buat karya tulisnya, dan nanti tinggal di submit deh pada waktunya, siapa tau nanti dapat hibah pendanaan dari Dikti untuk merealisasikan idenya. Yuk semangat! “It always seems imposible until it’s done”. –Nelson Mandela
6. Menjadi Volunteer/Relawan
            Kita masih muda, memiliki banyak tenaga dan waktu luang. Alangkah baiknya kita manfaatkan tenaga dan waktu luang yang kita miliki untuk menjadi seorang volunteer atau relawan. Mengutip dari heartsofvolunteers.blogspot.com, “Relawan adalah orang yang tanpa dibayar menyediakan waktunya untuk mencapai tujuan organisasi, dengan tanggung jawab yang besar atau terbatas, tanpa atau dengan sedikit latihan khusus, tetapi dapat pula dengan latihan yang sangat intensif dalam bidang tertentu, untuk bekerja sukarela membantu tenaga professional.” Kita bisa menjadi relawan dalam bidang apapun, terutama bidang yang memang kamu sukai, misalnya kamu senang untuk mengajar, maka kamu bisa daftar untuk menjadi pengajar secara sukarela pada suatu taman belajar, rumah belajar, TPA (Taman Pendidikan Al-quran), atau suatu gerakan mengajar di suatu daerah terpencil yang membutuhkan tenaga pengajar. Jika kamu senang dengan masalah lingkungan, kamu bisa mendaftar untuk menjadi volunteer pada suatu organisasi atau komunitas yang bergerak dalam bidang lingkungan. Ada banyak manfaat yang bisa kita ambil dengan kita menjadi seorang relawan, diantaranya kita mendapatkan pengalaman yang baru, menambah wawasan kita, serta memberikan manfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Insya Allah ini menjadi catatan amal kebaikan kita, asalkan kita niatkan dengan ikhlas. “Volunteers are not paid—not because they are worthless, but because they are priceless.” –Unkonwn


To be continue . . . 

#LiburanProduktif (Part I)

Liburan adalah moment yang selalu di nantikan oleh semua pelajar, termasuk mahasiswa. Biasanya mahasiswa memiliki waktu libur yang lebih panjang dibandingkan pelajar SD, SMP, ataupun SMA. Namun, dengan waktu libur yang terlalu panjang tersebut, terkadang membuat kita bosan dengan aktivitas yang dilakukan ketika liburan. Kebanyakan dari kita menghabiskan hanya dengan tidur, makan, dan tidur lagi, padahal ada begitu banyak aktivitas menyenangkan yang bisa kita lakukan. Apa aja sih yang bisa kita lakukan? Here we go!
1. Family Time
            Ketika kita kuliah, sekolah, ataupun kamu yang sudah bekerja, hampir seluruh waktu kita dihabiskan untuk menyelesaikan tugas-tugas kita sendiri, kan? Terutama bagi kamu yang ngekos atau tinggal jauh dari orangtua. Kita terkadang lupa bahwa kita memiliki peran sebagai seorang anak, yang memiliki kewajiban untuk berbakti kepada kedua orangtua kita. Pun ketika ayah, ibu, atau keduanya telah di panggil Allah swt lebih dahulu, bisa kita kirimkan doa untuknya, karena salah satu amalan yang dibawa ketika meninggal adalah doa anak yang sholeh/ sholeha. Sedangkan bagi kamu yang masih memiliki kedua orang tua, bantulah dari hal-hal kecil, seperti bantu memasak, mencuci piring, menyapu dan mengepel lantai rumah, atau sekadar menuruti perintah ibu untuk pergi ke warung. Insya Allah setiap keringat yang keluar ketika kita berbakti kepada orangtua adalah tetesan-tetesan pahala. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.
            Ketika liburan, kita akan memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga. Cobalah bercengkrama dengan ibu, ayah, kakak, dan adik. Ini adalah moment yang tepat untuk berbagi cerita satu sama lainnya. Simpanlah dahulu gadget terbarumu, simpanlah dahulu media sosialmu, jangan sampai kita berada dalam satu rumah, namun tidak bicara satu sama lainnya karena sibuk di dunia maya. It’s not how big the house is, it’s how happy the home is. Thank of your family today and everyday thereafter, don’t let the busy world of today keep you from showing how much you love and appreciate your family.
2. Mempererat Silaturrahim
            Allah swt berfirman, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa: 1)
            Nah, sudah jelas kan bahwa Allah memerintahkan hamba-Nya untuk memelihara hubungan silaturrahim. Di moment liburan ini pas banget untuk mempererat persaudaraan, bisa berkunjung ke rumah nenek, tante, om, atau keluarga besar lainnya. Selain keluarga, kita bisa juga mempererat hubungan pertemanan, seperti reuni atau sekadar berkumpul dengan teman SD, SMP, SMA, teman kuliah, teman kerja, atau teman-teman lainnya. Hangout bersama teman merupakan hal yang menyenangkan, bukan? Ets, jangan lupa izin kepada orangtua dahulu ya sebelum hangout bersama teman-teman.
3. Menjalankan Hobi
            Setiap orang tentu memiliki hobi, kan? Meskipun ada dari kamu yang belum tahu hobi kamu apa, pastinya kamu memiliki aktivitas yang menurutmu menyenangkan. Nah, di liburan ini, kita memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengasah dan menekuni hobi kita. Bagi kamu yang suka menulis, tulislah sebanyak-banyaknya, bagi kamu yang hobi bersepeda, mendaki gunung, dan sebagainya, maka lakukanlah. Siapa tau masa depanmu yang cerah dimulai dari hobi kamu saat ini. “Happy is the man who is living by his hobby”.


To be continue . . .

Kamis, 07 Juli 2016

YUK SADAR (Part 2)

            Masih cerita tentang liburan lebaran gue. Kalau kamu udah baca YUK SADAR Part 1, kamu tahu kan kalau aku dan keluarga jalan-jalan ke Waduk Darma. Disini ada lagi sepotong kisah yang mau gue ceritain, yang mungkin bisa kita ambil hikmahnya.
            Jadi, pas pertama kali masuk gerbang Waduk Darma, kita langsung cari parkiran mobil, ada kakek tua yang ngarahin kemana kita harus parkir. Ternyata parkirnya cukup jauh. Setelah dari parkiran kita langsung menuju ke Waduk Darmanya. Sambil nunggu kakak gue yang ke tiolet, gue beserta mamah dan bapak nunggu dia di deket kekek tua yang tadi (yang ngarahin kemana kita harus parkir). Ada satu mobil yang lewat, seperti biasa, kakek itu mengarahkan untuk belok ke kanan (ke tempat parkir), tapi mobil ini ngeyel banget malah lurus, si kakek ini hampir aja ketabrak. Di belakangnya ada mobil lagi, eh mobil ini malah ikutan lurus juga, padahal kakek itu udah bilang ga boleh lurus. Tapi tetep aja ngeyel. Mobil ketiga dateng, si kakek ngarahin lagi untuk belok kanan, lagi-lagi mobil ini tetep mau lurus. Kaca jendelanya dibuka, eh yang di dalam mobil langsung ngebentak si kakek. Dia bilang kalau dia bawa anak kecil. Tapi kakek ini tetep ngehadang ga boleh lurus, ya akhirnya si mobil ini gajadi lurus dan malah ngebentak-bentak si kakek. Dan banyak mobil lainnya yang serupa kaya gini. Setelah cukup kosong, ga ada mobil yang lewat lagi, kakek ini ngobrol sama bapak gue (yang kebetulan ada disamping si kakek), kakek ini menyampaikan keluh kesahnya kepada bapak gue tentang betapa susahnya orang-orang diatur untuk parkir. Gue yang mendengar dan melihat dari jarak yang cukup jauh (karena gue lagi neduh- hujan gerimis) cuma bisa merasa prihatin dengan si kakek karena sikap para “pemilik mobil”.   
            Dengan cerita diatas, sangat terlihat bahwa masih banyak orang yang tidak menghargai orang lain dan menghormati orang yang lebih tua. Siapapun kamu, yuk hargai dan hormati orang-orang disekitar kita, siapapun itu, baik tukang parkir, tukang sapu, pemulung, atau yang sering kita temui di lingkungan kampus, seperti dosen, karyawan kampus, kakak seniormu, ataupun teman-temanmu. Ketika suatu saat nanti kalian sudah kaya, sudah mapan, sudah mampu membeli ini dan itu, tolong jangan lupakan untuk tetap menghormati dan menghargai mereka. Karena roda kehidupan terus berputar, kawan. Siapa tahu, suatu saat nanti, kamu lah yang membutuhkan bantuan mereka.

            Sebuah tulisan ini juga merupakan sebagai pengingat bagi diri gue sendiri yang mungkin masih belum baik dalam menghargai dan menghormati orang lain. Ayo kita sama-sama untuk berubah untuk lebih peka lagi terhadap lingkungan disekitar kita. Sekian. Terimakasih.

YUK SADAR!

Assalamualaikum wr wb
            Selamat hari lebaran ke-3 ya kawan! Tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya, gue beserta keluarga (mamah, bapak, dan aa) pulang ke kampung halaman di Kuningan (bukan Kuningan Jakarta ya, hehe). Sebelum cerita lebih jauh, gue mohon maaf ya atas segala kesalahan yang pernah gue buat, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Oke, gue mau cerita lagi.
            Jadi, kemarin di hari lebaran yang ke-2, gue dan keluarga (udah tau kan keluarga mana yang dimaksud, hehe) pergi jalan-jalan ke kota Kuningan. Perjalanan dari kampung rumah nenek gue ke Kota Kuningan itu sekitar 2 jam (lumayan jauh ya). Tujuan pertama kita itu ke tempat kolam dan terapi ikan. Sesampainya disana, gue langsung duduk di pinggir kolam dan kaki gue langsung di cemplungin ke kolam sampe sekitar betis. Ngga lama, ikan-ikan kecil itu langsung gigitin kaki gue yang katanya sebagai terapi yang bagus buat kesehatan. Geli banget awalnya wkwk tapi lama-lama sih enak. Skip aja ya lansgung. Tujuan kedua kita ke Waduk Darma, waduk buatan, yang kalo kata mitos yang gue denger, kalau kalian ngajak pasangan yang belum halal kesana bakalan langsung putus wkwkw (gatau sih bener apa engganya, tapi katanya berdasarkan pengalaman, banyak yang kaya gitu). Setelah sampai sana, rame banget pengunjung yang juga dateng kesana, mulai dari anak-anak sampe nenek-kakek ngumpul semua disana. Pemandangannya bagus (tapi sayangnya pas gue sampe sana malah hujan). Ada satu hal yang membuat pemandangan menjadi tidak enak dipandang. Sampah. Ya, sampah berserakan dimana-mana. Di jalan, dipinggiran yang jualan, di rumput-rumput, pokoknya setiap mata memandang pasti ada sampah (kecuali di danaunya). Ada suatu pepatah yang pas buat menggambarkan ini “Dimana ada manusia, disitu pasti ada sampah”. Geregetan banget ngeliatnya. Kenapa sih orang-orang dengan se-enaknya membuang sampah sembarangan? Kenapa engga dibuang pada tempat sampah, pun kalau ngga menemukan tempat sampah bisa di pegang dulu atau dibungkus plastik atau masukin ke tas dulu. Padahal ini hal yang simple dan gampang banget kan? Ini tuh masalahnya bukan cuma ngebuat pemandangan jadi kotor, tapi punya dampak jangka panjang juga, guys. Misalnya nih, lu yang udah gede (yang bisa mikir mana yang baik atau bahkan seorang mahasiswa) membuang sampah sembarangan, dan disekitaran lu itu banyak anak-anak kecil, otomatis mereka akan ngikutin lu untuk buang sampah dimanapun mereka mau. Ini bakal menjadi kebiasaan loh buat anak-anak kecil itu. Gue nulis kaya gini bukan karena gue aktivis lingkungan atau apapun, tapi gue peduli sama lingkungan disekitar gue, pun dengan anak-anak kecil itu (yang akan menjadi penerus bangsa). Meskipun gue belum bisa melakukan apapun secara nyata untuk menanggulangi sampah disana, tapi setidaknya melalui tulisan ini, gue mau mengajak kalian semua untuk lebih sadar akan hal ini. Kalo kalian lagi jalan-jalan kemanapun itu, yuk buang sampah ditempatnya, atau kita simpen dulu di tas. Memang sih setelah kalian melakukan itu, engga seketika lingkungan jadi bebas sampah, tapi setidaknya kita sudah membantu untuk menjaga lingkungan dan karakter generasi penerus bangsa. Dan pesan terakhir gue, ketika lu nanti udah sukses punya tempat hiburan, toko, atau apapun itu, tolong sediakan tempat sampah sebanyak mungkin ya! (Ya disesuaikan aja, jangan Cuma 1 lah pokoknya) dan ajak temen-temen dan keluarga disekitar kita untuk lebih peduli lingkungan dan ingetin mereka ya untuk buat sampah pada tempatnya. Kalau semuanya udah punya kesadaran akan hal ini, dijamin tempat hiburan atau tempat apapun itu pasti jadi bakalan lebih nyaman. Ya ngga? Iya aja udah wkwk.

            Udah sih itu aja yang mau gue tulis, maapin yaa kalo kata-kata gue ada yang tidak berkenan. Terimakasih, guys. 

BIJAK BERKENDARA, YUK!

            Tidak sedikit nyawa seseorang terenggut ketika berkendara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2013 terdapat 100.106 peristiwa kecelakaan, dan jumlah ini cenderung naik setiap tahunnya.
Sedikit cerita,
            Waktu SMP gue juga pernah ngalamin kecelakaan. Engga cukup parah sih kecelakaannya, tapi berkesan banget. Kejadiaan ini terjadi pas gue kelas 8 SMP. Sekitar jam 3 sore, perwakilan dari tim Pramuka gue di minta ke Kwarcab Kabupaten Bekasi buat pembekalan Lomba Tingkat III Pramuka, karena lomba tersebut bakal diadain besok dan menginap selama seminggu. Akhirnya gue izin dulu sama Pembina Pramuka gue dan dipinjemin motor sama Beliau buat pergi ke Kwarcab. Jarak dari sekolah ke Kwarcab lumayan jauh, sekitar 20 menit kali ya. Pas berangkat, gue yang nyetir, dan ngeboncengin salah satu temen cewe gue. Akhirnya kita sampai di tempat, latihan yel-yel, dan sedikit pengarahan buat besok berangkat lomba. Selesai sekitar maghrib. Gue sama temen cewe gue pulang, dan sekarang gentian dia yang nyetir. Di tengah perjalanan, tiba-tiba…… “Duaaarr” (bunyi sebenernya sih engga begini wkwk) motor gue tabrakan sama motor lain. Dan seketika gue terlempar ke rumput-rumput pinggir got, sedangkan temen gue yang nyetir, terlempar ke aspal dan ketiban sepeda motornya. Sakit, apalagi leher gue, kaya kepelitek gitu deh. Tapi lebih parah lagi temen cewe gue. Warga sekitar akhirnya nolongin kita berempat (dua laginya yang nabrak kita, karena mereka juga jatoh). Di kasih minum. Terus gue nangis (wkwk lebay sih, padahal temen cewe gue yang lebih parah lagi engga nangis). Langsung gue telfon pembina Pramuka gue dan juga temen gue yang di sekolah dan ngasih tau kabar ini sambil sesenggukkan. Sebenernya gue baik-baik aja, karena jatohnya di rumput, cuma sakit aja kalo nengok. Temen cewe gue, karena jatohnya di aspal, lengan baju sekolahnya robek sampe darah seger ngalir terus. Lukanya ngga cuma ditangan, tapi banyak. Karena tempat kejadian ngga jauh dari rumah temen gue ini, akhirnya dia dianter pulang setelah bala bantuan datang alias temen-temen gue yang lain. Sedangkan gue dan yang lain, mengurusi kejadiaan ini. Motor pembina gue rusak cukup parah. Yang nabrak gue itu 2 orang cowok yang usianya ngga beda jauh sama gue. Akhirnya gue dan temen-temen mengintrogasi mereka. Jadi kronologis kejadiannya itu gini, temen gue bawa motor ngga terlalu ngebut, tiba-tiba dari arah yang berlawanan, ada motor ngebut yang mau nyalib mobil didepannya. Karena dia ngga hati-hati pas nyalib dan mereka ngga ngeliat kalo ada kita, akhirnya tabrakan deh. Jadi, bisa dibilang yang salah itu mereka. Akhirnya mereka diminta buat tanggung jawab kan ya, tapi mereka gamau gitu, ditanya alamat rumahnya, malah jawabnya ngga jelas, ganti-ganti mulu alamatnya wkwk. Ngga lama pembina Pramuka gue datang, mereka kita suruh panggil ibunya. Ibunya dateng, minta maap, dia bilang ngga bisa ganti dengan uang, soalnya katanya mereka ngga mampu untuk ganti rugi motor yang rusak. Gue ngga tau kelanjutannya gimana, karena udah jam 10 malem dan gue harus pulang buat prepare lomba besok. Yang gue tau, keesokan harinya Pembina gue ini pake motor punyanya si anak yang nabrak. Balik ke cerita temen cewe gue, dia sakit, kondisinya ngga memungkinkan buat ikut lomba selama seminggu, padahal kita udah mempersiapkan lomba besok ini berminggu-minggu. Akhirnya, dia digantiin sama peserta cadangan. Udah deh, ceritanya sampe sini aja. Hehe
             Cerita diatas merupakan salah satu kisah nyata suatu kecelakaan yang terjadi apabila kita tidak hati-hati dalam berkendara. Masih banyak kasus lainnya yang bahkan merenggut nyawa. Kawan, ingatlah selalu bahwa keselamatan adalah yang utama, gunakan selalu helm ketika berkendara menggunakan sepeda motor, pakailah sabuk pengaman bila menggunakan mobil. Berhati-hatilah, selalu waspada. Apabila mengantuk, beristirahatlah. Bagi kamu yang telah membaca dan mengetahui akan pentingnya keselamatan berkendara, tolong ingatkan kembali teman dan keluarga di sekitar kita, supaya kita semua aman dalam berkendara. Jadilah pengendara yang bijak, ya!

            Terimakasih sudah mau membaca kisah yang cukup panjang ini. Hehe

Rabu, 06 Juli 2016

JANGAN MENYERAH!

            Jangan menyerah! Sangat klasik ya. Kerap kali kita mendegar kata ini dalam kehidupan sehari-hari, terlebih kalau kita sedang memperjuangkan sesuatu. Namun, meskipun klasik, nasihat ini sangat berarti, kawan.
Mau cerita lagi nih.
            Gimana sih rasanya ketika lu udah berjuang mati-matian, belajar siang-malem, dan hasilnya gagal? Sedih kan ya. Itu salah satu hal yang pernah gue alamin. Pas SMA kemarin, setiap hari Sabtu dan Minggu dari jam 8 pagi sampe jam 4 sore (bahkan lebih), gue sisihkan waktu untuk ikut pembinaan Olimpiade yang diadain sama sekolah. Jam 8 dimulai dengan pre-test, terus belajar, ngedengerin sang tutor menjelaskan Biologi dari sel tubuh sampe biosfer (yang gue sendiri bingung dengan apa yang dijelaskan, wkwk), baca campbell tiga jilid yang tebelnya bukan main (baca, ketiduran, terus baca lagi, begitu seterusnya wkwk), latihan soal, dan ditutup dengan post test. Begitu seterusnya dari Bulan November sampe sekitar bulan Maret. Belum lagi ada pembinaan secara intensif, yang seharian penuh belajar kaya gitu. Capek kan ya? Terus di hari pengumuman, gue dinyatakan tidak lolos. Wkwk padahal itu masih seleksi tingkat kota. Itu terjadi ketika gue SMA kelas X. Nah, di kelas XI, gue mencoba ikutan lagi tuh ikutan kaya gitu (belum kapok wkwk), ikut Olim Bio lagi, sebenernya dulu mau pindah haluan ke Kimia sih wkwk, tapi karena gue udah terlanjur beli Campbell (kitab suci anak Bio wkwk) yaudah, akhirnya gue putuskan untuk ikut Biologi lagi. Dibina lagi kaya dulu, dan kali ini gue berjuang sedikit lebih keras dari sebelumnya, gue khatamin Campbell tiga jilid itu, meskipun gue engga ngerti sama yang gue baca, yang penting gue khatamin dulu aja. Soalnya kakak kelas gue pernah bilang gini “Kalau misalnya lu udah khatam Campbell, gue jamin lu bisa lolos sampe Nasional”. Berkat usaha dan doa, akhirnya Alhamdulillah gue lolos tingkat kota, maju ke tingkat provinsi, maju lagi sampe Nasional. Ternyata, perkataan kakak kelas gue bener juga Heheh.
            Cerita diatas tersirat bahwa jangan pernah takut dengan kegagalan, banyak yang mengatakan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, asalkan kita mau berusaha lebih besar lagi, tentu diiringi dengan doa kepada Sang Pencipta. Intinya adalah jangan menyerah, cobalah lagi, lagi, dan lagi. Evaluasi apa yang menjadikan kita gagal, lalu segera diperbaiki, jangan sampai kita jatuh pada kesalahan yang sama, karena itu hanyalah ke sia-siaan belaka. Berjuanglah kawan, teruslah maju, jangan pernah berpikir untuk mundur, karena kamu tidak tahu bahwa suksesmu hanya tinggal satu langkah lagi. Apapun perjuangan dalam hal kebaikan yang sedang kamu lakukan, setiap keringat yang keluar adalah tetesan-tetesan pahala. Ingatlah selalu bahwa setelah kesulitan-kesulitan yang kamu jalani, maka akan ada kemudahan setelahnya, pun Allah swt tidak akan pernah memberikan suatu ujian kepada hamba-Nya melebihi kemampuan yang dimiliki hamba-Nya tersebut. Ketika Allah swt sedang mengujimu, ingatlah selalu bahwa Allah yakin kamu bisa melewatinya dengan baik. Tetap semangat, jangan menyerah, dan tetap berdoa kepada sang Pencipta bumi beserta isinya.

Sekian, terimakasih.

Teruntuk Kamu

            Hai kamu, yang sedang membaca blog ini. Tulisan kali ini, aku tulis dikhususkan untuk kamu para pembaca setiaku (tetap setia yaa baca blog ini, maksa, wkwk). Mungkin kalau kalian pernah baca semua tulisan yang gue tulis disini, kalian bakal ‘ngeh’ kalau gue menggunkan kata ganti: aku, gue, dan kita. Sebenernya ngga cuma di blog ini aja, gue menggunakan kata ganti itu, pun dalam kehidupan sehari-hari juga suka ganti-ganti ngomongnya, kadang gue, kadang aku, kadang kita. Seinget gue, waktu pas SD,  gue lebih seneng menggunakan kata ganti dengan menyebut nama gue sendiri. Misalnya ada yang nanya, ”Woy, ini tas siapa?”. Terus gue jawab, “Itu tas Dhita.” Beranjak SMP, lebih sering menggunakan kata ganti “gue-elu”. Ketika SMA, jadi lebih seneng ngomong “aku-kamu” , lagi-lagi ini terpengaruh lingkungan juga sih. Gue ngomong aku-kamu ngga cuma ke cewe doang, bahkan ke cowok juga aku-kamu, meskipun engga ke semua cowok juga sih, paling ke beberapa cowok aja.
            Nah, dalam blog ini, ketika gue menceritakan pengalaman gue, lebih sering menggunakan kata ganti “gue” kan ya? Karena gue mencoba untuk menulis dengan kata-kata yang mungkin lebih general. Walau sebenarnya, dalam kehidupan nyata, gue lebih sering ngomong aku-kamu ataupun menyebut nama sendiri kaya waktu SD. HEHE. Jadi, begitulah ceritanya kenapa kata ganti di blog ini suka ganti-ganti.

            Selain kata ganti, gaya menulisnya pun kadang berbeda. Kadang engga formal, tidak sesuai EYD, kadang juga formal. Itu semua karena, dalam blog ini, gue pengen bercerita dan berbagi pengalaman hidup gue, menggunakan informal supaya bisa lebih dipahami, nah kalo formal supaya gue juga terbiasa untuk menulis dengan bahasa yang baik dan benar, karena gue pun masih belajar bagaimana menjadi seorang penulis yang baik. Udah deh, paling gitu aja. Selamat membaca dan menunggu cerita-ceritaku yang lain yaa! Btw, kalau kalian punya blog juga, bisa tulis di komentar ya! Terimakasih.

PENDEWASAAN DIRI

            Seiring bertambahnya usia, maka bertambah pula pengalaman yang telah dijalani, hingga seharusnya membuat diri menjadi lebih dewasa. Meski realita menyatakan bahwa usia tidak selalu menyatakan suatu tingkat kedewasaan. Selalu ada saja orang yang lebih tua memiliki sifat ke kanak-kanakan, begitu juga yang muda memiliki sifat yang lebih dewasa dibandingkan teman-teman seusianya.
Cerita lagi yah
            Kehidupan masa SMP dan SMA gue sangatlah berbeda, mungkin ini adalah salah satu tahapan pendewasaan kali ya. Intinya sih pas SMP, gue itu belum tau arah hidup gue akan kemana, menjadi apa, dan harus seperti apa, intinya dulu itu let it flow aja. Ketika gue SMA, banyak hal baru yang gue dapatkan, salah satunya mungkin dikarenakan faktor lingkungan kali ya, karena di SMA ini ngga ada satupun temen SMP gue yang masuk ke SMA yang sama kaya gue, jadinya gue mendapatkan teman-teman yang baru dengan pemikiran yang baru juga. Pas SMA ini, intinya sih mulai berniat untuk memperbaiki diri, dimulai dari berpenampilan, kata-kata yang diucapkan, dan juga tingkah laku keseharian. Beruntung gue berada di lingkungan teman-teman yang mendukung akan hal tersebut, yang tadinya masih lepas-pake kerudung, jadi lebih istiqomah untuk pake kerudung, yang tadinya masih pake celana jeans ketat, jadi lebih seneng pake rok, yang tadinya jarang belajar, jadi lebih rajin belajar (Ini tuntutan sih, karena pas SMA, semua temen gue pada pinter wkwk), yang tadinya pacaran (hehe), memutuskan untuk lebih baik sendiri dulu. Ketika SMA juga gue mempelajari profesionalisme dan tanggung jawab, bagaimana gue harus bersikap professional terhadap apapun dan tanggung jawab atas apa yang gue lakuin. Ada banyak hal yang baru gue buat pas SMA, misalnya kaya target hidup dan jadwal keseharian. Target hidupnya sih dulu masih simple aja, paling untuk jangka pendek, biasanya gue perbarui tiap tahunnya. Kalo jadwal keseharian, paling cuma nulis hari apa gue harus les, dan hari apa gue ikut kegiatan ekskul. Sesimple itu, tapi membuat hidup gue manjadi lebih baik. Dulu juga membuat cheeksheet gitu, hal-hal apa yang harus gue lakuin di hari itu, biar engga lupa (karena orangnya pelupa, udah ditulis, kadang lupa juga lagi bawa cheeksheetnya, wkwk). Beranjak kuliah, gue kan nge-kost ya, jadi ada tuntutan lebih besar untuk hidup lebih mandiri, beli makan sendiri, nyuci jemur baju sendiri (padahal sebelumnya ga pernah nyuci baju wkwk), beresin kamar sendiri, dan kegiatan lainnya yang menuntut untuk lebih mandiri. Pada akhirnya, target hidup gue buat untuk jangka panjang, sekitar 40 tahun kedepan (sebenernya masih bisa berubah sih), jadwal kegiatan dibuat per hari (di HP, jadi ga akan ketinggalan), dan cheecksheet seperti biasanya. Keliatan teratur banget ya? Sebenernya gue memang lebih suka kaya gini, dan gue tau, engga semua orang suka dengan ini, dan mereka punya cara dan gaya sendiri untuk mengatur hidup mereka. Hehe
            Setiap individu, memiliki pengalaman dan lingkungan yang berbeda, sehingga gaya dan cara pendewasaan diri masing-masingnya pun akan berbeda. Sehingga, di kehidupan dunia nyata nanti, kita harus siap untuk menghadapi orang-orang yang memiliki sifat, karakteristik, dan pemikiran yang mungkin saja sangat berbeda dengan kita. Hal ini wajar, itulah sebabnya mengapa kita harus saling menghargai satu sama lainnya. DI akhir tulisan ini, sebersit harapan terlintas, semoga kita semua, sebagai penerus bangsa Indonesia, dapat terus memperbaiki diri dan mengevaluasi diri kita untuk bersama-sama membangun Indonesia menjadi lebih baik. Aamiin yra.

TERIMAKASIH 

BERSYUKUR!

            Bersyukur adalah suatu bentuk terimakasih atas segala kenikmatan yang telah Allah swt berikan kepada kita selaku hamba-Nya. Kita tidak akan mampu untuk menghitung setiap nikmat yang telah Allah berikan.
Sedikit mau cerita aja nih. HEHE
            Gue adalah salah satu orang yang termasuk cukup ceroboh. Udah ceroboh, pelupa lagi. Udah cukup banyak barang-barang yang orang tua gue berikan kepada gue hilang begitu saja. Dari SD gue udah berkali-kali ganti HP, dari jamannya Nokia sampe sekarang Samsung, entah itu hilang lah, lupa naro lah, kecemplung sungai lah, bahkan sampai kecemplung toilet, wkwkw. Motor juga udah pernah gue hilangin. Ini gara-gara diambil maling sih. Jadi, salah malingnya wkwk Engga deng, salah gue juga naro motor tidak pada tempat yang seharusnya hehe. Selain itu, gue juga sering banget kehilangan atau ketinggalan barang-barang lainnya, contohnya  adalah pas gue pulang naik bis dari suatu pelatihan di Bandung, gue bawa banyaaaakkk banget tas wkwk rempong pokoknya. Bawa koper, bawa tas gendong, bawa plastik jinjingan, bawa tas slempangan, dan lain-lain. Jadi tuh, tasnya kan gue taro diberbagai macam tempat, ada yang di bagasi, di atas tempat duduk, dan dibawah tempat duduk. Pas udah nyampe sekolahan, gue merasa udah gue bawa semua kan tuh tasnya. Abis itu pulang naik angkot dengan berbagai macam tas tersebut, termasuk koper. Keesokan harinya, gue mau jajan, nyari dompet kan pasti, terus gue baru ngeh kalo tas coklat gue engga ada dirumah. Panik. Isi tasnya berharga banget, ada dompet beserta uang dan kartu-kartuan, buku Campbell dan latihan soal-soal gitu deh. Abis itu gue langsung hubungin guru pembina gue, terus malah disuruh ngehubungin dinas pendidikan Bekasi-nya langsung, soalnya bis yang kemarin gue pake itu punya dinas pendidikan Bekasi. Singkat cerita, Alhamdulillah, tas itu kembali ke tangan gue, masih utuh dengan isi-isinya, cuma duitnya aja yang lenyap. Gapapalah. Ikhlasin aja. Sebenernya masih banyak banget cerita se-tipe kaya gini nih, cuma kalo nanti gue ceritain semua, pasti jadi panjang banget wkwk
Ganti gaya bahasa lagi yaah.
Dari cerita yang disampaikan diatas, ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil, diantaranya itu, kita harus lebih hati-hati, maksudnya adalah kurangilah kecerobohan kita. Pelupa itu memang sifatnya manusia, akan tetapi tetap bisa di minimalisir. Dari berbagai kejadian tersebut, dapat membuat kita menjadi lebih bersyukur, bersyukur akan apapun itu, meskipun sedang dilanda musibah. Terkadang, Allah menegur kita dengan kejadian-kejadian seperti ini agar kita menjadi lebih bersyukur akan apa yang kita miliki.


SEKIAN. TERIMAKASIH

LEADERSHIP!

            Kepemimpinan. Sesungguhnya setiap individu terlahir sebagai pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri. Menjadi seorang pemimpin itu bukanlah bakat, menjadi seorang pemimpin itu pastinya melewati berbagai pembinaan yang menempa dirinya menjadi lebih kuat, sehingga pada akhirnya ia pantas disebut sebagai seorang pemimpin.
Kita ubah gaya bahasanya dulu, yuk!
            Disini gue bakal cerita berbagai pengalaman terkait leadership. Wih berat yah. Engga kok. Ini berdasarkan pengalaman aja. Dulu pas SMP, gue kira menjadi Ketua OSIS itu gampang, ternyata engga segampang yang gue pikirin. Sering banget dulu pas SMP diomelin sama Pembina OSIS dan Pramuka gara-gara ngelakuin kesalahan ini dan itu. Bahkan sampe gue nangis. HEHE. Belum lagi diomongin sama temen-temen kalau ada anak OSIS yang kelakuannya ngga bener. Kuping terasa panas. Wkwk. Sertijab adalah moment yang amat sangat gue nantikan pas ngejabat dulu. Pas selesai sertijab tuh rasanya legaaaaa banget. Setelah pengalaman itu, gue belajar, bahwa menjadi seorang pemimpin adalah sebuah amanah. Amanah yang akan dipertanggungjawabkan di dunia dan juga akhirat. Seiring berjalannya waktu, pikiran gue semakin terbuka, semakin banyak informasi yang gue dapetin, semakin banyak pengalaman yang gue jalani, hingga akhirnya gue memahami sesuatu.
Ubah lagi ah gaya bahasanya.
            Perempuan. Boleh tidak sih menjadi seorang pemimpin? Ini yang terkadang selalu terpikirkan. Megawati Soekarno Putri merupakan satu-satunya perempuan dalam sejarah Indonesia yang pernah menjadi seorang presiden. Seiring perkembangan zaman, realita membuktikan bahwa semakin banyak perempuan yang menjadi pemimpin, entah itu sebagai pemimpin perusahaan atau sebagai pemimpin dalam suatu organisasi. Dari sudut pandang pribadi, perempuan boleh saja menjadi seorang pemimpin, asalkan dapat menjalankannya dengan baik. Namun, menurut pengalaman pribadi, alangkah lebih baik, apabila laki-laki yang menjadi pemimpin ketika terdapat laki-laki di dalamnya. Pun apabila pada akhirnya perempuan lah yang menjadi seorang pemimpin, tentu ia membutuhkan sokongan yang kuat dari seorang laki-laki, karena sesungguhnya pemikiran laki-laki dan perempuan itu saling melengkapi. Menurut berbagai cerita, perempuan akan lebih menggunakan perasaannya dan laki-laki lebih mengutamakan rasionalitasnya. Meski pada kenyataanya tidak selalu begitu, tetapi setidaknya mereka saling mengisi kekurangan satu sama lainnya. Dalam tulisan ini, terbesit harapan untuk generasi penerus bangsa, peremupan maupun laki-laki, jadilah pemimpin yang baik, jujur, dan amanah. Sekian, terimakasih.

Btw, gue sangat terbuka dengan pandangan kalian, para pembaca blog ini, untuk memberikan masukan, saran, kritik, atau diskusi tentang tulisan yang pernah gue post. Bisa melalui komentar dibawah, atau hubungi gue langsung vie email atau media sosial apapun yang gue punya. Thanks.

Senin, 04 Juli 2016

SEMANGAT!

Semangat. Satu kata penuh makna. Satu kata yang dapat mengusir rasa malas dalam jiwa dan raga ini. Semangat itu layaknya pegunungan, ada kalanya naik dan ada kalanya turun. Semangat itu harus selalu dibangkitkan, kalau perlu, terpatri dalam setiap insan. Ada sedikit cerita tentang semangat selama perjalanan hidupku.
Sekarang, kita ganti gaya bahasanya ya.
            Selama gue hidup, ada moment dimana rasa semangat itu tinggi banget, mislanya pas mau menjelang UN dan SBMPTN, rasa semangat belajar itu seakan-akan ga pernah turun. Setelah dipikir-pikir mungkin salah satu penyebabnya itu adalah lingkungan sekitar. Semangat belajar itu hadir karena lingkungan sekitar gue juga pada semangat belajar. Beruntung gue berada di lingkungan seperti itu. Mungkin kalo lingkungan sekitar gue pada males belajar, gue juga ga akan belajar kali ya, dan gabakal masuk UI. Hehe. Terus juga jadi keinget moment pas jamannya OSN, belajar siang-malem, baca campbell, latihan soal sampe muntah-muntah (wkwk lebay sih), dan sekarang setelah gue renungkan kembali, dulu gue ambis banget ya belajarnya. Lagi-lagi ini karena lingkungan yang memaksa gue untuk belajar. Selain itu, ada beberapa moment juga ketika semangat berwirausaha alias entrepreneurship gue tinggi banget, apa-apa bisnis mulu, sampe pada akhirnya gue capek sendiri wkwk. Terus juga moment dimana gue lagi semangat banget buat nge-blog kaya sekarang dan gatau sampe kapan gue akan bersemangat nge-blog kaya gini. Intinya gue memahami bahwa lingkungan sekitar lah yang memberikan energi dan suntikan semangat buat diri gue. Ketika gue berada di lingkungan para pedagang alias enterpreneur, gue pasti pengen ikutan nge-bisnis. Ketika gue deket sama orang yang hobinya baca dan nulis, pasti gue ikutan juga. Ketika gue deket sama orang yang ngambis, gue juga bakalan ikutan ambis, ketika gue deketan sama anak hedon, pasti gue juga ikutan hedon wkwkw. Kalo menurut ilmu psikologi, kalo kita mendapatkan energi dari luar diri kita, kita digolongkan orang yang ekstrovert. Meskipun gue juga gatau se-ekstrovert apa gue, soalnya kadang gue pun senang dengan kesunyian dan menyendiri hehe. Oke. Back to the topic.
Gaya bahasanya gue ubah lagi yah.

Setelah dipahami dan diselidiki, sumber semangat itu ada dua, yaitu dari lingkungan sekitar dan dari diri sendiri. Menurut pandangan pribadi, berteman dengan orang yang bersemangat itu sangat menguntungkan, akan ada seseorang yang menyemangati kita ketika semangat kita turun, akan ada yang selalu memotivasi kita ketika motivasi kita hilang. Akan tetapi, semua itu kembali kembal ke setiap individu, akankah rasa semangat itu dibangkitkan atau hanya sekedar kata-kata saja? Semoga kita, aku dan kamu, senantiasa bersemangat dalam segala hal kebaikan, baik untuk diri pribadi maupun untuk orang-orang disekitar kita. Semangat!

Sebaik-baiknya Manusia

Apabila melihat kembali sejarah keluargaku, aku dilahirkan dilingkungan per”guru”an. Bapakku adalah anak ke delapan dari delapan bersaudara, dan semua saudaranya berprofesi sebagai guru. Pun nenek dan kakekku adalah seorang guru. Begitu juga adik dari mamahku, yang merupakan tanteku (aku biasa memanggilnya bibi) yang merupakan seorang guru. Mamahku juga seorang guru, guru mengaji. Pekerjaan yang sangat mulia. Sebelumnya telah aku ceritakan bahwa mamah merupakan ibu rumah tangga yang hebat, bukan? Mamah menyelesaikan S1nya bukan untuk sebuah gelar, tetapi mamah haus akan ilmu agama. Mamah menuntut ilmu kemanapun, hingga pada akhirnya membagikan ilmu tersebut kepada orang-orang sekitarnya. Mamah itu guru TPA, guru ngaji ibu-ibu, koki yang handal, dan ibu rumah tangga yang sangat aku banggakan. Rasa semangat belajar yang aku miliki hingga sekarang semuanya bermula dari apa yang telah mamah contohkan kepadaku. Begitu juga semangat untuk menyampaikan ilmu kepada sekitar. Entah kenapa, aku menjadi sulit untuk menggambarkannya, karena ada begitu banyak cerita yang sangat menginspirasi dari seorang mamah.  Dahulu ketika aku kecil, aku dan kakakku setiap malam minggu selalu diceritakan oleh mamah tentang cerita-cerita Islami dan mengambil hikmah disetiap cerita yang disampaikan. Disinilah mamah menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak-anaknya. Sejak kecil mamah mengajarkan kepadaku untuk selalu menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan. Mamah juga selalu mengizinkan anak perempuannya untuk menginap di sekolah apabila ada kegiatan yang memang diharuskan menginap sejak SD. Sepertinya mamah memang sangat percaya kepadaku. Sehingga pada akhirnya, aku menyadari untuk menjaga kepercayaan mamah seutuhnya. Mamah lah yang selalu memberikanku semangat untuk berorganisasi, mamah lah yang pertama kali senang apabila mendengar aku mengikuti organisasi ini dan itu, mamah lah yang pertama kali mendukungku untuk memperlancar bahasa inggrisku, mamahlah yang pertama kali mengajarkanku akan semua hal. Dari semua hal, pada intinya mamah mengajarkan untuk tetap menjadi orang baik, dan sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk sekitar.

Perkenalan dari Seseorang yang Menuliskan Coretan

Assalamualaikum wr wb
            Sesungguhnya ini bukanlah tulisan pertamaku, telah ada beberapa tulisan sebelumnya yang telah aku publikasikan namun pada akhirnya aku putuskan untuk dihapus. Cerita ini akan kita mulai dari awal. Niat yang telah membulat dalam hatiku saat ini adalah ingin bercerita melalui tulisan ini, mungkin bukan cerita yang penting bagimu, tetapi, ambillah hikmah disetiap kejadian yang aku ceritakan disini. Kita akan mulai dengan mengenal siapa diriku.
Dhita Mutiara Nabella adalah nama yang telah orangtua berikan untukku. Dilahirkan di suatu kota di Jawa Barat pada tanggal 4 Agustus tahun 1997. Saat aku menuliskan ini, usiaku hampir menginjak 19 tahun. Terlalu tua untuk dianggap remaja, pun terlalu muda untuk dianggap dewasa. Pada hari ke-40 aku dilahirkan, aku dibawa oleh keluargaku ke Jakarta. Tinggal disuatu kota yang padat penduduk dengan segudang aktivitas didalamnya membuatku terbiasa untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Disini keluargaku mengontrak disuatu rumah dan kami menempati lantai dua rumah tersebut. Sederhana, namun aku selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan didalamnya. Bapak adalah seorang guru PNS disuatu sekolah negeri di Jakarta, sedangkan mamah adalah ibu rumah tangga yang luar biasa hebatnya. Saat aku tinggal di Jakarta, mamah berjulan segala macam makanan dan minuman anak-anak. Disinilah aku mulai belajar berdagang. Enterpreneurship kalau bahasa kerennya sekarang. Tidak jarang makanan dan minuman habis oleh anak-anaknya sendiri. Meskipun demikian, diusia sekitar 5 tahun, aku sudah bisa melayani pembeli yang datang. Beranjak naik ke kelas 3 SD, keluargaku pindah ke suatu kota, yang sekarang banyak orang bilang kota tersebut berada di luar planet. Ya, pasti kamu bisa menebaknya, bukan? Alhamdulillah, atas rezeki yang telah Allah berikan kepada keluargaku, akhirnya kita bisa memiliki rumah sendiri. Tidak lagi mengontrak. Dengan berpindahnya rumah, maka akupun pindah sekolah ke sebuah sekolah negeri tidak jauh dari rumahku. Disini mamah tidak lagi berjualan, sehingga tidak ada lagi aktivitas jual-beli seperti di Jakarta. Bapak tetaplah seorang guru PNS yang mengajar di Jakarta, sehingga setiap harinya harus menempuh Bekasi-Jakarta untuk berjuang mencari nafkah bagi keluarga, termasuk untukku. Dahulu sebelum keluarga kita memiliki kendaraan pribadi, bapak harus berangkat pagi-pagi dan naik angkutan umum menuju tempat beliau mengajar. Hari terus berlalu, karena mamah sudah tidak lagi berjualan, maka mamah menyibukkan dirinya untuk mengikuti berbagai macam majelis ilmu. Menuntut ilmu merupakan hal wajib baginya- pun bagi kita semua. Kata mamah, tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu. Hingga pada akhirnya, mamah melanjutkan pendidikannya yang sempat terhenti. Dengan semangat juang menuntut ilmu yang tinggi, mamah menyelesaikan S1 Agama Islam di suatu Sekolah Tinggi tidak jauh dari rumah. Seiring berjalannya waktu, bapak tidak lagi harus menaiki angkutan umum untuk pergi bekerja, akhirnya keluarga kita secara perlahahan memiliki kendaraan pribadi. Ohya, aku memiliki seorang kakak laki-laki yang berjarak lima tahun dariku. Aku tidak akan bercerita banyak tentang kakak ku, karena akupun tidak terlalu banyak tahu tentang dia. Tahun demi tahun terlewati. Sekarang, aku adalah seorang mahasiswa disuatu perguruan tinggi negeri di Depok jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Seorang mahasiswi yang akan menginjak semester tiga, yang kata kebanyakan orang adalah semester dimana IP akan terjun payung.
Kembali bercerita tentang diriku. Sebagai seorang anak bungsu, aku terbiasa untuk dimanjakan, tidak pernah sekalipun orangtua memarahiku, apalagi membentakku. Orang tuaku memberikan kepercayaan kepadaku untuk segala aktivitas yang aku lakukan, yang penting itu adalah aktivitas positif dan bermanfaat. Sejak SD aku telah dipercaya untuk menjadi Ketua Kelas, beranjak SMP aku diamanahkan sebagai Ketua OSIS sekaligus Ketua Pramuka Putri melalui pemilihan umum, berlanjut ke SMA, aku diamanahkan menjadi Sekretaris Umum OSIS, dan sekarang kembali memikul amanah sebagai Ketua Angkatan Biologi 2015. Sejak SMP aku merasa bahwa berorganisasi itu seru, banyak hal yang aku dapatkan yang sebelumnya tidak pernah aku dapatkan di bangku kelas. Bagiku, berorganisasi itu sangat menarik untuk mengisi waktu kosong setelah jam pelajaran selesai. Sampai saat inipun aku masih mengikuti berbagai organisasi di kampus. Tidak ada beban bagiku untuk mengikutinya, hanya saja terkadang aku harus merelakan banyak waktu untuknya sehingga waktu istirahatku sedikit terambil. Ya demikianlah sedikit cerita latarbelakang seorang Dhita Mutiara Nabella. Maafkan ya kalau terdapat kata-kata yang salah dan tidak berkenan. Terimakasih telah membaca coretan ini.


Kuningan, 4 Juli 2016