Assalamualaikum wr wb
Sesungguhnya
ini bukanlah tulisan pertamaku, telah ada beberapa tulisan sebelumnya yang
telah aku publikasikan namun pada akhirnya aku putuskan untuk dihapus. Cerita
ini akan kita mulai dari awal. Niat yang telah membulat dalam hatiku saat ini
adalah ingin bercerita melalui tulisan ini, mungkin bukan cerita yang penting
bagimu, tetapi, ambillah hikmah disetiap kejadian yang aku ceritakan disini.
Kita akan mulai dengan mengenal siapa diriku.
Dhita Mutiara Nabella adalah nama
yang telah orangtua berikan untukku. Dilahirkan di suatu kota di Jawa Barat
pada tanggal 4 Agustus tahun 1997. Saat aku menuliskan ini, usiaku hampir
menginjak 19 tahun. Terlalu tua untuk dianggap remaja, pun terlalu muda untuk
dianggap dewasa. Pada hari ke-40 aku dilahirkan, aku dibawa oleh keluargaku ke
Jakarta. Tinggal disuatu kota yang padat penduduk dengan segudang aktivitas
didalamnya membuatku terbiasa untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Disini keluargaku mengontrak disuatu rumah dan kami menempati lantai dua rumah
tersebut. Sederhana, namun aku selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan
didalamnya. Bapak adalah seorang guru PNS disuatu sekolah negeri di Jakarta,
sedangkan mamah adalah ibu rumah tangga yang luar biasa hebatnya. Saat aku tinggal
di Jakarta, mamah berjulan segala macam makanan dan minuman anak-anak.
Disinilah aku mulai belajar berdagang. Enterpreneurship
kalau bahasa kerennya sekarang. Tidak jarang makanan dan minuman habis oleh anak-anaknya
sendiri. Meskipun demikian, diusia sekitar 5 tahun, aku sudah bisa melayani
pembeli yang datang. Beranjak naik ke kelas 3 SD, keluargaku pindah ke suatu
kota, yang sekarang banyak orang bilang kota tersebut berada di luar planet.
Ya, pasti kamu bisa menebaknya, bukan? Alhamdulillah,
atas rezeki yang telah Allah berikan kepada keluargaku, akhirnya kita bisa
memiliki rumah sendiri. Tidak lagi mengontrak. Dengan berpindahnya rumah, maka
akupun pindah sekolah ke sebuah sekolah negeri tidak jauh dari rumahku. Disini
mamah tidak lagi berjualan, sehingga tidak ada lagi aktivitas jual-beli seperti
di Jakarta. Bapak tetaplah seorang guru PNS yang mengajar di Jakarta, sehingga
setiap harinya harus menempuh Bekasi-Jakarta untuk berjuang mencari nafkah bagi
keluarga, termasuk untukku. Dahulu sebelum keluarga kita memiliki kendaraan
pribadi, bapak harus berangkat pagi-pagi dan naik angkutan umum menuju tempat
beliau mengajar. Hari terus berlalu, karena mamah sudah tidak lagi berjualan,
maka mamah menyibukkan dirinya untuk mengikuti berbagai macam majelis ilmu.
Menuntut ilmu merupakan hal wajib baginya- pun bagi kita semua. Kata mamah,
tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu. Hingga pada akhirnya, mamah
melanjutkan pendidikannya yang sempat terhenti. Dengan semangat juang menuntut
ilmu yang tinggi, mamah menyelesaikan S1 Agama Islam di suatu Sekolah Tinggi
tidak jauh dari rumah. Seiring berjalannya waktu, bapak tidak lagi harus
menaiki angkutan umum untuk pergi bekerja, akhirnya keluarga kita secara
perlahahan memiliki kendaraan pribadi. Ohya, aku memiliki seorang kakak
laki-laki yang berjarak lima tahun dariku. Aku tidak akan bercerita banyak
tentang kakak ku, karena akupun tidak terlalu banyak tahu tentang dia. Tahun
demi tahun terlewati. Sekarang, aku adalah seorang mahasiswa disuatu perguruan
tinggi negeri di Depok jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Seorang mahasiswi yang akan menginjak semester tiga, yang
kata kebanyakan orang adalah semester dimana IP akan terjun payung.
Kembali bercerita tentang diriku.
Sebagai seorang anak bungsu, aku terbiasa untuk dimanjakan, tidak pernah
sekalipun orangtua memarahiku, apalagi membentakku. Orang tuaku memberikan
kepercayaan kepadaku untuk segala aktivitas yang aku lakukan, yang penting itu
adalah aktivitas positif dan bermanfaat. Sejak SD aku telah dipercaya untuk
menjadi Ketua Kelas, beranjak SMP aku diamanahkan sebagai Ketua OSIS sekaligus
Ketua Pramuka Putri melalui pemilihan umum, berlanjut ke SMA, aku diamanahkan
menjadi Sekretaris Umum OSIS, dan sekarang kembali memikul amanah sebagai Ketua
Angkatan Biologi 2015. Sejak SMP aku merasa bahwa berorganisasi itu seru,
banyak hal yang aku dapatkan yang sebelumnya tidak pernah aku dapatkan di
bangku kelas. Bagiku, berorganisasi itu sangat menarik untuk mengisi waktu
kosong setelah jam pelajaran selesai. Sampai saat inipun aku masih mengikuti
berbagai organisasi di kampus. Tidak ada beban bagiku untuk mengikutinya, hanya
saja terkadang aku harus merelakan banyak waktu untuknya sehingga waktu istirahatku
sedikit terambil. Ya demikianlah sedikit cerita latarbelakang seorang Dhita
Mutiara Nabella. Maafkan ya kalau terdapat kata-kata yang salah dan tidak
berkenan. Terimakasih telah membaca coretan ini.
Kuningan, 4 Juli 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar