Kamis, 07 Juli 2016

YUK SADAR (Part 2)

            Masih cerita tentang liburan lebaran gue. Kalau kamu udah baca YUK SADAR Part 1, kamu tahu kan kalau aku dan keluarga jalan-jalan ke Waduk Darma. Disini ada lagi sepotong kisah yang mau gue ceritain, yang mungkin bisa kita ambil hikmahnya.
            Jadi, pas pertama kali masuk gerbang Waduk Darma, kita langsung cari parkiran mobil, ada kakek tua yang ngarahin kemana kita harus parkir. Ternyata parkirnya cukup jauh. Setelah dari parkiran kita langsung menuju ke Waduk Darmanya. Sambil nunggu kakak gue yang ke tiolet, gue beserta mamah dan bapak nunggu dia di deket kekek tua yang tadi (yang ngarahin kemana kita harus parkir). Ada satu mobil yang lewat, seperti biasa, kakek itu mengarahkan untuk belok ke kanan (ke tempat parkir), tapi mobil ini ngeyel banget malah lurus, si kakek ini hampir aja ketabrak. Di belakangnya ada mobil lagi, eh mobil ini malah ikutan lurus juga, padahal kakek itu udah bilang ga boleh lurus. Tapi tetep aja ngeyel. Mobil ketiga dateng, si kakek ngarahin lagi untuk belok kanan, lagi-lagi mobil ini tetep mau lurus. Kaca jendelanya dibuka, eh yang di dalam mobil langsung ngebentak si kakek. Dia bilang kalau dia bawa anak kecil. Tapi kakek ini tetep ngehadang ga boleh lurus, ya akhirnya si mobil ini gajadi lurus dan malah ngebentak-bentak si kakek. Dan banyak mobil lainnya yang serupa kaya gini. Setelah cukup kosong, ga ada mobil yang lewat lagi, kakek ini ngobrol sama bapak gue (yang kebetulan ada disamping si kakek), kakek ini menyampaikan keluh kesahnya kepada bapak gue tentang betapa susahnya orang-orang diatur untuk parkir. Gue yang mendengar dan melihat dari jarak yang cukup jauh (karena gue lagi neduh- hujan gerimis) cuma bisa merasa prihatin dengan si kakek karena sikap para “pemilik mobil”.   
            Dengan cerita diatas, sangat terlihat bahwa masih banyak orang yang tidak menghargai orang lain dan menghormati orang yang lebih tua. Siapapun kamu, yuk hargai dan hormati orang-orang disekitar kita, siapapun itu, baik tukang parkir, tukang sapu, pemulung, atau yang sering kita temui di lingkungan kampus, seperti dosen, karyawan kampus, kakak seniormu, ataupun teman-temanmu. Ketika suatu saat nanti kalian sudah kaya, sudah mapan, sudah mampu membeli ini dan itu, tolong jangan lupakan untuk tetap menghormati dan menghargai mereka. Karena roda kehidupan terus berputar, kawan. Siapa tahu, suatu saat nanti, kamu lah yang membutuhkan bantuan mereka.

            Sebuah tulisan ini juga merupakan sebagai pengingat bagi diri gue sendiri yang mungkin masih belum baik dalam menghargai dan menghormati orang lain. Ayo kita sama-sama untuk berubah untuk lebih peka lagi terhadap lingkungan disekitar kita. Sekian. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar